Rabu, 04 November 2009

.9

hujan disiang hari..
menutup sinar mentari..
mata dengan sejuta kantuk..
dengan lemas menumpuk..
kucandakan dengan teman..
tapi susah dihilangkan..
datang sebuah sinar bersama sebuah senyuman..
sekejap sejuta kantuk ku dihilangkan..
sekejap pula lemas tak lagi menjadi beban..

.8

saat jarum jam bergerak cepat tak terasa..
sudah banyak waktu yg hilang dimakan oleh mata kelaparan..
saat terbuka mata, matahari terlihat sedikit marah..
sudah lama ku tak menjemput kedatangannya..
sulit tubuh ini bangkit melepaskan genggaman raksasa kantuk..
mudah tubuh ini terjatuh dalam buaian lembut bidadari mimpi..
banyak kata yang sudah tercipta dalam otak dimalam harinya..
sedikit sekali yang dapat dituliskan hingga bermakna..
banyak kalimat yang ku baca dalam suatu buku tak tersentuh kawan sebaya..
sedikit sekali yang dapat ku mengerti hingga membuat diri berarti..
berat tuk beranjak dari tempat yang berdiri sebuah prasasti mimpi..
berontak tubuh dari raksasa kantuk tatkala teringat akan suatu kewajiban..

.7

seorang bocah kecil menenteng sepatunya, berlari melewati genangan air setinggi mata kaki..kulihat putih baju seputih pemikirannya yg masih tulus dalam mencari ilmu tak setitik noda pun tak seperti bajunya yg sudah diisi noda tanah seperti kanvas diisi abstrak oleh pelukis terkenal di pulau dewata..celananya merah seberani nyalinya menantang hujan dan genangan air yg baunya tidak ingin dicium manusia..dipanggil dia oleh seorang temannya yg sedang berdiri didepan sebuah kios bertuliskan WARUNG KOPI PAK MAMAT.."boy masih hujan, sini neduh dulu",,terdengar kencang melebihi suara hujan..ditengoknya asal suara itu sambil tersenyum, "AYOOOOOO". dengan wajah ceria mngalahkan wajah anak sma yg tampak ngantuk nongkrong dengan sebatang rokok ditangan..lari lagi dia,,dengan diikuti seorang teman dibelakang..satu persatu pasukan kecil itu bertambah sehingga jari tangan tak mampu mewakili pasukan kecil berwarna putih merah..

melihat pasukan kecil itu jadi teringat kenangan yang hampir sudah lama tak muncul didalam pemikiran, sebagai suatu sejarah diri tuk menjadi penasihat pribadi. teringat pada saat berangkat kuliah tapi uang saku entah kemana, nongkrong dijalan mencari yg kenal muka dan yg tentu saja sahabat yg mau rela membagi kursi motor mereka bahkan ada cewe yg telah meminta kursi itu...pernah waktu ketika saat sendiri ingin pulang kerumah..ongkos 2 hari habis buat makan selama seminggu.bukan tak mau menerima kebaikan mu KAWAN,hanya tak ingin membiasakan diri tidak mandiri..pengalaman menumpang truk, mobil pickup saat sekolah sangat berguna.hehehe.pernah suatu ketika harus menggoes sepeda dari rumah hingga kampus, taunya banyak kawan yg menggoes sepeda dr rumah jg..senang dirasa karena tak sendiri sepeda butut ku bergumul dengan kendaraan bermotor...kadang ada teman yg baik hati menarik sepeda butut ini dengan motor nya yg gagah..terima kasih KAWAN...berjalan sudah seperti nafas bila ongkos dikorupsi untuk makan seorang mahasiswa yg kadang tertidur dikosan seorang KAWAN nya..berjalan seperti serdadu yang terpisah dr pasukannya..walaupun jauhnya tak dapat dibandingkan dengan para musafir. dari sedikit kenangan yg ada banyak yg sudah dirasa,,bersyukurlah karena dapat sekolah tinggi2 dsaat biaya pun tinggi2,, bersyukurlah karena KAWAN yg tiada tara tak dpt dibandingkan dengan rupiah,, bersyukurlah karena tubuh ini sempurna,, bersyukurlah karena O2 gratis tuk dihirup saat tar dan nikotin hrus dibeli tuk dihirup,, bersyukurlah karena semuanya hingga dapat tersenyum tulus kepada sesama...

:D

.6

kosong..
jika tak ada sedikit percaya untuk ku..
ramai..
jika banyak senyum mu untuk ku..
bukan mereka..
tapi hanya kamu..
terang..
jika doa mu terdengar olehNya..
gelap..
jika saat ku jauh dari mu..
tak perlu nama mu ditulis di dada ku..
karena nama mu ada di hati ini...

.5

duduk diam..
mencerna banyak kata..
dari buku lusuh dipojok suatu almari..

berkisah tentang seorang bocah..
hitam legam kulitnya..
terbakar matahari tampaknya..
encer otaknya masyaALLAH..
tiada banding di daerahnya..
namun apa mau dikata,,nasibnya tak seencer otaknya..
berhenti sekolah karena tidak ada seorang bapak..

lalu ku mencoba berkaca..
beruntung sangat bisa bersekolah..
bersyukur ku ke hadiratNya..

-2009-

.4

darahku tak semerah kata-kata dalam sajakmu..
tulangku tak seputih kata-kata dalam sajakmu..
otakku tak sejenius kata-kata dalam sajakmu..
mataku tak seindah kata-kata dalam sajakmu..
tangan dan kakiku tak sekuat kata-kata dalam sajakmu..
badanku tak setegar kata-kata dalam sajakmu..
tindakanku tak setegas kata-kata dalam sajakmu..
perbuatanku tak setulus kata-kata dalam sajakmu..

-2009-

.3

untuk kau yang mengusik negeri kami...
tak kau lihat kah kuatnya sang garuda mencengkram persatuan kami...
tak kau lihat kah merah darah kami yang siap tercecer demi negeri ini...
tak kau lihat kah merah putih kami berkibar di seluruh negeri dan hati kami...
tak kau lihat kah kami yang selalu ada di saat ibu pertiwi sedang sedih...
tak kau lihat kah kami yang selalu memohon doa untuk negeri ini...

-2009-

.2

demi mu aku brpikir..
bertukar pikiran dalam obrolan warung kopi...
demi mu aku berdiri..
tinggalkan bangku kuliah angkat tinggi tangan ini...
demi mu aku berani..
berdiri tegak di depan istana rakyat teriakan isi pikiran...
bukan demi kami.. 
bukan demi nama..
bukan demi politik..
bukan demi suatu ideologi..
tapi untuk bangsa ini..

-2008-

.1

aku,bukan dia ataupun mereka..
jalan terpincang saat yang lain berlari...
aku, bukan dia ataupun mereka..
menyeka mata dari silau kehidupan...
aku, bukan dia ataupun mereka..
tetap berdiri d atas kaki yang rapuh...
aku, bukan dia ataupun mereka.. 
kurang tidur demi sebuah mimpi...
aku, bukan dia ataupun mereka..
lari dengan luka dikaki..
membuka lebar-lebar mata dalam silau..
merah mata yang tak jadi masalah karena sudah terbiasa..
migrain yang sangat betah tinggal dikepala..

-2009-